Sinetron ini diangkat dari film berjudul sama yang dibintangi Nirina
Zubir, Irwansyah, dan Acha Septriasa. Film rilisan 2006 ini berhasil
mengumpulkan 1,3 juta penonton. Setelah diangkat menjadi sebuah serial
pada tahun 2007, ratingnya pun spektakuler. Penghuni setia 5 besar, dan
menjadi acara nomor 1 di SCTV.
Di sinetron produksi Starvision ini kita bisa melihat sosok Yuki Kato ketika masih berusia 12 tahun. Yuki memerankan Rachel kecil, karakter yang versi dewasanya diemban Nirina.
Kalau Irshadi Bagas sudah turut bermain di versi film Heart sebagai Farel kecil, maka Yuki menggantikan sosok Rachel Amanda yang memerankan Rachel kecil di versi layar lebar.
Kini, Heart Series tayang ulang setiap hari pukul 17.00 WIB di SCTV. Ratingnya ternyata spektakuler. Bisa masuk 5 besar, mengalahkan sinetron baru (bukan rerun) yang tayang di slot yang sama, bahkan slot primetime.
Berikut ulasan Heart Series yang pernah dimuat di tabloid Bintang Indonesia, 5 tahun silam.
***
"Heart Series": Cinta Segitiga Tiga Fase
Satu lagi sinetron yang kisahnya diambil dari film layar lebar hadir di layar kaca. Judulnya Heart Series. Sinetron ini diangkat dari film Heart yang konon, sudah ditonton lebih dari 1,3 juta orang.
Dari segi konsep Heart Series tak banyak beda dari versi layar lebarnya. Cerita Heart Series masih menampilkan cinta segitiga Farel Luna dan Rachel. "Heart Series masih menampilkan kisah cinta Farel, Rachel dan Luna. Cuma, kisah cinta mereka ditarik kebelakang. Persisnya saat mereka masih duduk di bangku Sekolah Dasar," ujar Muhammad Haekal, sutradara Heart Series.
Heart Series menceritakan asal mula cinta segitiga antara Farel, Rachel dan Luna. Alkisah, suatu kali Farel (Irshadi Bagas) membantu Luna (Ranty Maria), gadis cilik berusia sembilan tahun, dari ulah jahil teman-teman sekolah Farel. Meski habis dipukuli lantaran membela Luna, Farel cukup terhibur melihat senyum manis Luna. Sayang, keduanya tak pernah berjumpa lagi.
Di sekolah, Farel punya teman bernama Rachel (Yuki Kato), yang kebetulan duduk sebangku dengannya. Rachel gadis tomboi. Ia bahkan terkesan lebih laki-laki dibanding Farel. Keduanya pun menjadi akrab. Diam-diam, Farel menaruh hati pada Rachel. Suatu kali, Farel mengungkapkan rasa sayangnya pada Rachel. Sayang, Rachel menolak cinta monyet Farel. Ia lebih senang berteman saja. Apalagi mereka masih terlalu kecil untuk pacaran. Meski kecewa, Farel menghargai dan mau menerima jawaban Rachel.
Farel tidak pernah tahu, Rachel sebenarnya ingin menjadi pacarnya. Kisah cinta ketiganya ini tak berhenti sampai di sini. Tapi berkembang terus sampai mereka menginjak masa remaja sampai dewasa.
Nah, untuk menggambarkan perjalanan kisah cinta ketiganya, sinetron sepanjang 26 episode itu terbagi atas tiga fase, dari masa kanak-kanak, remaja, hingga dewasa. Uniknya, tokoh utama saat fase remaja merupakan adik para pemain Heart versi layar lebar, Hafiz Fatur (adik Irwansyah) dan Juwita Maritska (adik Acha Sepriasa). Selain alasan kemiripan, kata Haekal, keduanya sudah beberapa kali terlibat dalam produksi sinetron. Jadi mudah mengarahkan akting keduanya. "Tak kami ambil begitu saja. Sebelumnya kami kasting dulu," ucap Haekal lagi.
Selain cerita yang masih punya benang merah dengan filmnya, visualisasi sinetron ini pun tak beda jauh dengan filmnya. Seperti film Heart, Heart Series masih dipenuhi pemandangan indah. "Walau, kami tak syuting di lokasi asli seperti di film, kami tetap pertahankan nuansa hijau," ujar Haekal. Penggambaran visual yang tak beda jauh ini, memang sengaja dilakukan. "Saya ingin agar orang beranggapan sinetronnya tak jauh beda dengan filmnya. Makanya, view yang bagus saya pertahankan," ujar Haekal.
Demi mendapatkan suasana hijau dan gambar yang memikat mata, pengambilan gambar Heart Series dilakukan di kawasan Cibodas, Jawa Barat. Kalau mau dirinci lagi, soundtrack film ini masih sama dengan filmnya. Bahkan, kalau diperhatikan poster sinetron Heart Series juga sama persis dengan poster filmnya.
Sukses di film, tak jadi jaminan sukses di sinetron. Fakta bicara, ketika Ada Apa Dengan Cinta? dibuat versi sinetron, responsnya tak sehangat filmnya. Virgin pun setali tiga uang. Virgin The Series juga tak mampu berbicara banyak. Bahkan, film hebat sekelas Arisan! pun melempem begitu dibuat versi layar kacanya.
Tapi untuk Heart Series beda. Sejak tayang 21 Januari silam, sinetron ini langsung mendapat atensi besar penonton. Menurut survei AC Nielsen Media Research pekan lalu, sinetron Heart bertengger di posisi ketiga dari 10 program teve yang paling banyak ditonton. Sinetron ini meraih rating 7,9 dan share sebesar 26,6 persen. Sukses Heart Series ini bisa dibilang mengejutkan.
Pasalnya, selain Ari Sihasale dan Unique Priscillia sinetron buatan StarVision ini sama sekali tak diperkuat pemain aslinya. Tak ada Nirina Zubir (Rachel), Acha Septriasa (Luna) maupun Irwansyah (Farel) di sinetron yang tayang saban Selasa pukul 19.00 WIB ini. Uniknya, kecuali Ari Sihasale, Unique Priscillia dan Ponco Buwono, semua pendukung pemain di serial ini tergolong pendatang baru.
Lantas apa yang membuat sinetron ini sukses? Selain cerita yang kuat, akting pemain Heart Series juga memberikan andil. Akting pemain utama yang natural membuat sinetron ini jadi hidup. "Itu enaknya memakai pemain utama anak-anak. Aktingnya alami, tak terkesan dibuat-buat. Beda dengan orang dewasa yang aktingnya biasanya terpengaruh aktor atau aktris tertentu," ujar Haekal yang juga menyutradarai sinetron Me Versus High Heels.
Kesuksesan sinetron ini tak lepas dari keberhasilan menarik perhatian penonton anak-anak. Maklum, karena di fase awal ini pemain dan fokus ceritanya ke anak-anak, sinetron ini banyak dipirsa penonton anak-anak. "Bisa dibilang sinetron ini memberikan alternatif tontonan buat anak-anak.
Coba, kalau mau dihitung berapa sih jumlah program sinetron yang ditujukan buat anak-anak. Televisi selama ini lebih asyik memuaskan penonton remaja. Nah, Heart Series ini ibaratnya memuaskan dahaga penonton anak-anak," ujar Haekal lagi. Benar juga, ya.
Di sinetron produksi Starvision ini kita bisa melihat sosok Yuki Kato ketika masih berusia 12 tahun. Yuki memerankan Rachel kecil, karakter yang versi dewasanya diemban Nirina.
Kalau Irshadi Bagas sudah turut bermain di versi film Heart sebagai Farel kecil, maka Yuki menggantikan sosok Rachel Amanda yang memerankan Rachel kecil di versi layar lebar.
Kini, Heart Series tayang ulang setiap hari pukul 17.00 WIB di SCTV. Ratingnya ternyata spektakuler. Bisa masuk 5 besar, mengalahkan sinetron baru (bukan rerun) yang tayang di slot yang sama, bahkan slot primetime.
Berikut ulasan Heart Series yang pernah dimuat di tabloid Bintang Indonesia, 5 tahun silam.
***
"Heart Series": Cinta Segitiga Tiga Fase
Satu lagi sinetron yang kisahnya diambil dari film layar lebar hadir di layar kaca. Judulnya Heart Series. Sinetron ini diangkat dari film Heart yang konon, sudah ditonton lebih dari 1,3 juta orang.
Dari segi konsep Heart Series tak banyak beda dari versi layar lebarnya. Cerita Heart Series masih menampilkan cinta segitiga Farel Luna dan Rachel. "Heart Series masih menampilkan kisah cinta Farel, Rachel dan Luna. Cuma, kisah cinta mereka ditarik kebelakang. Persisnya saat mereka masih duduk di bangku Sekolah Dasar," ujar Muhammad Haekal, sutradara Heart Series.
Heart Series menceritakan asal mula cinta segitiga antara Farel, Rachel dan Luna. Alkisah, suatu kali Farel (Irshadi Bagas) membantu Luna (Ranty Maria), gadis cilik berusia sembilan tahun, dari ulah jahil teman-teman sekolah Farel. Meski habis dipukuli lantaran membela Luna, Farel cukup terhibur melihat senyum manis Luna. Sayang, keduanya tak pernah berjumpa lagi.
Di sekolah, Farel punya teman bernama Rachel (Yuki Kato), yang kebetulan duduk sebangku dengannya. Rachel gadis tomboi. Ia bahkan terkesan lebih laki-laki dibanding Farel. Keduanya pun menjadi akrab. Diam-diam, Farel menaruh hati pada Rachel. Suatu kali, Farel mengungkapkan rasa sayangnya pada Rachel. Sayang, Rachel menolak cinta monyet Farel. Ia lebih senang berteman saja. Apalagi mereka masih terlalu kecil untuk pacaran. Meski kecewa, Farel menghargai dan mau menerima jawaban Rachel.
Farel tidak pernah tahu, Rachel sebenarnya ingin menjadi pacarnya. Kisah cinta ketiganya ini tak berhenti sampai di sini. Tapi berkembang terus sampai mereka menginjak masa remaja sampai dewasa.
Nah, untuk menggambarkan perjalanan kisah cinta ketiganya, sinetron sepanjang 26 episode itu terbagi atas tiga fase, dari masa kanak-kanak, remaja, hingga dewasa. Uniknya, tokoh utama saat fase remaja merupakan adik para pemain Heart versi layar lebar, Hafiz Fatur (adik Irwansyah) dan Juwita Maritska (adik Acha Sepriasa). Selain alasan kemiripan, kata Haekal, keduanya sudah beberapa kali terlibat dalam produksi sinetron. Jadi mudah mengarahkan akting keduanya. "Tak kami ambil begitu saja. Sebelumnya kami kasting dulu," ucap Haekal lagi.
Selain cerita yang masih punya benang merah dengan filmnya, visualisasi sinetron ini pun tak beda jauh dengan filmnya. Seperti film Heart, Heart Series masih dipenuhi pemandangan indah. "Walau, kami tak syuting di lokasi asli seperti di film, kami tetap pertahankan nuansa hijau," ujar Haekal. Penggambaran visual yang tak beda jauh ini, memang sengaja dilakukan. "Saya ingin agar orang beranggapan sinetronnya tak jauh beda dengan filmnya. Makanya, view yang bagus saya pertahankan," ujar Haekal.
Demi mendapatkan suasana hijau dan gambar yang memikat mata, pengambilan gambar Heart Series dilakukan di kawasan Cibodas, Jawa Barat. Kalau mau dirinci lagi, soundtrack film ini masih sama dengan filmnya. Bahkan, kalau diperhatikan poster sinetron Heart Series juga sama persis dengan poster filmnya.
Sukses di film, tak jadi jaminan sukses di sinetron. Fakta bicara, ketika Ada Apa Dengan Cinta? dibuat versi sinetron, responsnya tak sehangat filmnya. Virgin pun setali tiga uang. Virgin The Series juga tak mampu berbicara banyak. Bahkan, film hebat sekelas Arisan! pun melempem begitu dibuat versi layar kacanya.
Tapi untuk Heart Series beda. Sejak tayang 21 Januari silam, sinetron ini langsung mendapat atensi besar penonton. Menurut survei AC Nielsen Media Research pekan lalu, sinetron Heart bertengger di posisi ketiga dari 10 program teve yang paling banyak ditonton. Sinetron ini meraih rating 7,9 dan share sebesar 26,6 persen. Sukses Heart Series ini bisa dibilang mengejutkan.
Pasalnya, selain Ari Sihasale dan Unique Priscillia sinetron buatan StarVision ini sama sekali tak diperkuat pemain aslinya. Tak ada Nirina Zubir (Rachel), Acha Septriasa (Luna) maupun Irwansyah (Farel) di sinetron yang tayang saban Selasa pukul 19.00 WIB ini. Uniknya, kecuali Ari Sihasale, Unique Priscillia dan Ponco Buwono, semua pendukung pemain di serial ini tergolong pendatang baru.
Lantas apa yang membuat sinetron ini sukses? Selain cerita yang kuat, akting pemain Heart Series juga memberikan andil. Akting pemain utama yang natural membuat sinetron ini jadi hidup. "Itu enaknya memakai pemain utama anak-anak. Aktingnya alami, tak terkesan dibuat-buat. Beda dengan orang dewasa yang aktingnya biasanya terpengaruh aktor atau aktris tertentu," ujar Haekal yang juga menyutradarai sinetron Me Versus High Heels.
Kesuksesan sinetron ini tak lepas dari keberhasilan menarik perhatian penonton anak-anak. Maklum, karena di fase awal ini pemain dan fokus ceritanya ke anak-anak, sinetron ini banyak dipirsa penonton anak-anak. "Bisa dibilang sinetron ini memberikan alternatif tontonan buat anak-anak.
Coba, kalau mau dihitung berapa sih jumlah program sinetron yang ditujukan buat anak-anak. Televisi selama ini lebih asyik memuaskan penonton remaja. Nah, Heart Series ini ibaratnya memuaskan dahaga penonton anak-anak," ujar Haekal lagi. Benar juga, ya.